Konten yang diangkat oleh m-azis cukup fokus pada tema teknologi, pengembangan perangkat lunak, dan pengalaman pribadi dalam belajar. Gaya penulisan yang informatif dan terkadang reflektif memberikan nilai tambah bagi audiens. Namun, beberapa postingan seperti Post 2 dan Post 4 terasa kurang mendalam dan lebih bersifat pengantar, yang dapat mengurangi daya tarik bagi audiens yang mencari insight lebih dalam. Dari lensa Neil Patel, konten yang berfokus pada solusi konkret (seperti di Post 1 dan Post 9) sangat efektif dalam membangun otoritas.

Dengan rata-rata interaksi 30, m-azis menunjukkan potensi yang baik dalam membangun komunitas. Namun, beberapa postingan seperti Post 2 dan Post 5 memiliki interaksi yang lebih rendah, menunjukkan bahwa audiens mungkin tidak menemukan nilai yang cukup dalam konten tersebut. Gaya penulisan yang informatif di Post 3 berhasil menarik banyak reaksi, tetapi kurangnya CTA di beberapa postingan membatasi potensi diskusi. Dari lensa Gary V, m-azis perlu lebih aktif dalam mengajak audiens untuk berdiskusi.

Frekuensi posting yang cukup aktif menunjukkan komitmen untuk membangun brand. Namun, ada beberapa ketidakkonsistenan dalam gaya dan tema antara postingan, seperti antara Post 2 yang lebih promosi dan Post 3 yang lebih reflektif. Ini dapat membingungkan audiens tentang identitas brand. Dari lensa Ann Handley, konsistensi dalam penyampaian pesan akan memperkuat brand m-azis sebagai seorang pemikir dan pembelajar.

Penggunaan media dalam 9 dari 11 postingan menunjukkan pemanfaatan fitur LinkedIn yang baik. Media yang digunakan efektif mendukung argumen teknis, seperti di Post 1 dan Post 5. Namun, m-azis dapat mempertimbangkan penggunaan format lain seperti polling atau artikel untuk meningkatkan interaksi. Dari lensa Richard van der Blom, variasi format dapat membantu menjangkau audiens yang lebih luas.