Tema yang diangkat oleh pengguna cenderung terfokus pada kesehatan mental dan kesejahteraan di tempat kerja, seperti yang terlihat di Post 3. Namun, kurangnya variasi dalam konten dan kedalaman topik membuat pesan kurang kuat. Gaya penulisan yang informatif di Post 3 efektif, tetapi Post 1 dan 2 terasa kurang jelas dan tidak memberikan nilai tambah yang cukup. Dari lensa Neil Patel, konten yang lebih terstruktur dan mendalam akan lebih menarik bagi audiens.

Rendahnya interaksi di sebagian besar postingan menunjukkan bahwa pengguna belum berhasil membangun komunitas yang aktif. Postingan dengan media tidak cukup menarik perhatian, dan tidak ada pertanyaan atau ajakan untuk berdiskusi yang dapat meningkatkan engagement. Dari lensa Gary V, penting untuk menciptakan dialog dan interaksi yang lebih dalam dengan audiens.

Frekuensi posting yang cukup aktif menunjukkan upaya untuk membangun brand, tetapi konsistensi dalam tema dan gaya masih kurang. Beberapa postingan terasa terputus dan tidak saling mendukung. Dari perspektif branding, penting untuk memiliki pesan yang koheren dan konsisten di seluruh konten yang dihasilkan.

Pengguna telah memanfaatkan media dalam postingan, namun variasi format masih terbatas. Menggunakan lebih banyak format interaktif seperti polling atau artikel dapat meningkatkan daya tarik dan engagement. Dari lensa Richard van der Blom, memanfaatkan fitur-fitur LinkedIn secara optimal dapat membantu meningkatkan visibilitas dan interaksi.