Konten yang dihasilkan oleh 'esadwiyan' sangat fokus pada tema kerja remote, personal branding, dan pengalaman pribadi. Gaya penulisan yang informal dan storytelling membuat konten terasa lebih relatable dan menarik, terutama bagi audiens yang tertarik pada topik tersebut. Namun, ada beberapa postingan yang kurang mendalam dalam analisis, seperti Post 2 dan Post 5 yang terasa lebih promosi dibandingkan memberikan insight yang kuat. Dari lensa Neil Patel, penggunaan storytelling di Post 1 dan Post 3 sangat efektif, tetapi kurangnya data atau studi kasus di beberapa postingan lainnya bisa mengurangi kredibilitas.

Interaksi yang didapat cukup baik dengan rata-rata 142,7, menunjukkan bahwa audiens terlibat dengan konten. Namun, beberapa postingan seperti Post 2 dan Post 5 menunjukkan interaksi yang lebih rendah, mungkin karena kurangnya elemen diskusi atau pertanyaan terbuka. Dari lensa Gary V, untuk membangun komunitas yang lebih kuat, penting untuk mengajak audiens berdiskusi lebih aktif.

Frekuensi posting yang cukup aktif membantu membangun kehadiran di LinkedIn. Namun, ada beberapa variasi dalam gaya penulisan yang bisa membuat pesan personal brand terasa kurang konsisten. Pesan brand sebagai 'Community Builder' cukup jelas di sebagian besar post, tetapi perlu diperkuat dengan konsistensi gaya dan tema. Dari lensa Ann Handley, penting untuk menjaga konsistensi dalam gaya penulisan untuk membangun otoritas.

Penggunaan media dalam postingan cukup baik, tetapi ada potensi untuk memanfaatkan fitur lain seperti polls atau artikel untuk meningkatkan engagement. Variasi format yang digunakan saat ini sudah baik, tetapi bisa lebih ditingkatkan untuk menarik perhatian audiens yang lebih luas. Dari lensa Richard van der Blom, penggunaan konten visual dan interaktif dapat meningkatkan algoritma dan jangkauan.