Konten yang diangkat oleh esadwiyan berfokus pada tema kerja remote, personal branding, dan pengalaman pribadi di dunia yayasan. Gaya penulisan yang informal dan bercerita membuat konten terasa dekat dan relatable bagi audiens. Namun, ada kalanya konten terasa kurang fokus, seperti di beberapa postingan yang beralih dari tema kerja remote ke pengalaman personal tanpa transisi yang jelas. Dari lensa Ann Handley, storytelling di beberapa post sangat kuat, namun ada juga yang kurang terstruktur, seperti post yang terlalu panjang tanpa poin yang jelas.

Interaksi di setiap postingan cukup baik, dengan rata-rata interaksi yang tinggi. Namun, ada beberapa postingan yang tidak mendapatkan banyak komentar, seperti Post 1 dan Post 5, yang menunjukkan bahwa meskipun konten informatif, tidak selalu memicu diskusi. Untuk membangun komunitas, esadwiyan dapat memanfaatkan lebih banyak pertanyaan terbuka di akhir postingan untuk mendorong audiens berkomentar.

Frekuensi posting yang cukup aktif membantu membangun momentum, namun ada kalanya tema yang diangkat terasa kurang konsisten. Pesan personal brand sebagai seorang 'Community Builder' cukup jelas, tetapi perlu lebih banyak penekanan pada nilai-nilai yang ingin disampaikan. Dari lensa Neil Patel, konsistensi dalam tema dapat diperkuat dengan lebih fokus pada satu atau dua topik utama dalam jangka waktu tertentu.

Penggunaan media dalam postingan memberikan variasi yang baik dan membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Namun, ada potensi untuk mengeksplorasi lebih banyak fitur LinkedIn, seperti polls atau artikel panjang yang dapat memberikan wawasan lebih dalam. Dari lensa Richard van der Blom, variasi format yang digunakan saat ini sudah baik, tetapi perlu ditingkatkan dengan konten yang lebih interaktif.